Saat itu, gw udah mutusin kalo gw gak akan goyah.
Gw sudah bulat dengan keputusan yang gw pikirkan selama bulan puasa ini.
Semakin bertambahnya hari, seakan hati gw disokong hingga menjadi semakin kuat.
Memang ini keputusan yang harus kuambil.
Saat itu, gw berjanji sama diri gw sendiri.
Saat dia mengulangi kesalahan yang sama untuk ke-sekian kalinya..
Kesalahan yang terus dia ulang tanpa rasa bersalah.
Gw gak akan maafin dia lagi.
Saat itu, gw memutuskan kalau memang dia mungkin bukan pilihan yang tepat.
Saat semua kata maaf itu sudah tidak mempunyai arti lagi.
Saat semua kata yang meluncur dari bibirnya hanya untuk kepentingannya sendiri.
Saat semua kesalahannya ditimpakan kepadaku tanpa ia pikirkan lagi.
Saat ia terus berkhayal dan berkhayal tentang hal yang faktanya ia jungkir balikkan sendiri.
Setiap nafas, setiap detik, tiap menit, tiap jam...
Gw harus segera memutuskan apa yang seharusnya gw lakukan.
Yang memang harusnya sejak lama sudah kulakukan.
バイバイしよう...
Silahkan kau terus berada dalam kegelapan karena aku sudah tidak mau menarikmu dari sana lagi.
Silahkan kau terus berbohong pada dirimu sendiri karena aku tidak mau lagi mengoreksimu.
Silahkan kau terus memalingkan muka karena aku sudah tidak peduli.
Silahkan kau tetap begitu karena kata-kata "Aku mau berubah" itu semua cuma bohong belaka.
Sudah cukup dengan segala kelakuanmu yang berpusat pada dirimu sendiri itu.
Sudah cukup dengan tingkah kekanakanmu yang selalu berakibat fatal terhadap orang lain.
Sudah cukup dengan kepalamu yang terus menolak kenyataan dan menciptakan kebohongan.
Sudah cukup dengan akibat perbuatanmu yang terus merusak dan melukai orang lain.
Sudah cukup dengan ketidakpedulianmu terhadapku, bahkan ketika aku sakit pun kamu tidak akan sadar.
Sudah cukup dengan semua luka yang kau berikan dan bahkan terus kau tambah.
Tahukah kau apa arti diam bagi wanita?
Ketika airmata sudah tidak bisa lagi mewakili perasaan sakit, sedih, dan perih yang mereka rasakan.
Ketika kekecewaan sudah tidak bisa lagi diwakilkan dengan kata-kata apapun.
Ketika sabar sudah sangat mencapai batasnya.
Mengertikah seberapa besar luka yang sudah kau buat?
Mengertikah seberapa sakit dan perihnya hingga aku sudah tidak sanggup berbuat apa-apa lagi?
Mengertikan bahwa kau sudah membuat orang sepertiku bahkan diam menanggapimu?
Silahkan.
Sudah cukup.
Sekuat apapun gw, gw juga seorang wanita.
Gw bisa nangis, gw bisa kecewa, gw bisa marah.
Gak selamanya gw harus sabar ngadapin semua tingkahmu.
No comments:
Post a Comment