Sunday, August 21, 2011

Dua puluh satu agustus


21 Agustus 2011. 21-08-2011.
Cuma sekedar tanggal kok. Tanggal yang sebenernya nggak mau gw ingat sekarang ini.

Bulan Agustus tahun ini adalah bulan Ramadhan, bulan penuh berkah. Bulan yang paling tepat untuk menyambung kembali silahturahmi terhadap sesama muslim. Bulan yang paling tepat untuk saling berpacu beribadah. Dan mungkin bulan yang tepat juga untuk orang-orang yang mencari jawaban untuk semua pertanyaan yang ia cari.

Beberapa bulan lalu, ada seseorang yang berjanji mengajak gw ke kebun binatang karena gw emang pengen banget ngeliat hewan-hewan. Karena saat itu masih dalam masa kuliah, kita menundanya hingga liburan. Liburan semester pun tiba, kita pun menundanya lagi. Rencananya kita akan pergi kesana saat puasa agar bisa buka puasa disana. Seems weird huh, everybody will go to a restaurant or a cafe to do breakfasting, but I prefer go somewhere outdoor.

Manusia boleh berencana, tapi tetap Allah SWT yang menentukan. Pada bulan Ramadhan ini, sekali lagi aku minta petunjuk. Apakah ia benar-benar orang yang tepat bagiku? apakah berarti semua upayaku selama ini? Is he worthy to keep? should I keep waiting, again?

Sudah lama gw berada dalam kebimbangan. Semenjak kita berdua memutuskan untuk putus bulan Februari lalu untuk kemajuan dan kebaikan masing-masing, banyak pertanyaan yang terus terlintas. Apa benar begini? Apa yang sebaiknya dilakukan? Kenapa begini?

Aku selalu berkata, jangan menyerah. Tapi aku sudah lama menyerah.
Aku selalu berkata, jangan berhenti berjuang. Tapi aku sudah lama berhenti berjuang.
Sepertinya memang hatiku sudah tidak kuat dengan semua sikapnya yang tidak kunjung membaik.
Sepertinya memang hatiku sudah tidak kuat menanggung selalu airmata yang terus kutahan.
Sepertinya memang hatiku sudah tidak kuat menahan segala goresan dan luka yang ia buat.
Ternyata memang tidak baik untuk selalu tersenyum.

Disaat gw nggak mau inget soal kebun binatang, temen gw ngupload foto-foto saat dia ke kebun binatang kemaren. Mau nggak mau, tentu gw jadi inget soal janjinya yang benar-benar menjadi sesuatu yang sangat gw tunggu. Menggalau itu tidak baik. Terlintas bahwa selama dua tahun kebelakang kita selalu menyempatkan diri berbuka puasa outdoor, dan tahun ini tidak, dan mungkin tahun-tahun kedepannya juga tidak.

Berkata jujur kepadanya tentang semua ini memang melegakan, sekaligus membuat kesepian. Kenyataan bahwa semua yang kukatakan selalu tidak ada yang nyantol di kepalanya. Selalu dianggap angin lalu. Saat ini pun, oke kita sudah putus, dan kalau memang itu yang terbaik dan itu jawaban yang paling tepat, bagaimana kalau kita berpisah saja? Benar-benar berpisah...

Kalau berpisah denganmu bisa membuatmu menjadi orang yang lebih baik dan berguna bagi orang lain..

No comments:

Post a Comment